Sunday, April 3, 2016

Kerangka Pemikiran UP || Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organsasi Terhadap Kinerja Pegawai

Pengaruh Disiplin Kerja dan Budaya Organsasi Terhadap Kinerja Pegawai
1.    Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.1 Kerangka Pemikiran
Kemajuan suatu perusahaan memang tak akan lepas dari peranan para karyawannya karena baik atau buruknya suatu perusahaan bergantung pada sejauh mana para karyawannya dapat bekerja secara maksimal dan konsisten memberikan kemampuan terbaiknya atas tanggung jawab pekerjaan yang diembannya. Hal itu memang menjadi perhatian khusus bagi perusahaan agar output yang dihasilkan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sejatinya manusia adalah makhluk sosial yang akan terus bergantung dengan sesamanya, maka dari itu tercipta adanya proses kerja sama yang terjalin antara satu sama lain secara continue untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Proses manajemen suatu perusahaan tentunya tidak terlepas dari adanya proses kerja sama yang ditunjukkan dalam proses koordinasi baik dalam hal perencanaan perusahaan sebagai bentuk perancangan strategi serta bentuk  kebijakan-kebijakan yang akan berlaku pada perusahaan tersebut, kemudian dalam proses pengorganisasian yang dilakukan serta pelaksanaannya dan juga dalam proses pengawasan yang dilakukan sebagai bentuk evaluasi.
Dalam upaya proses pencapaian tujuan perusahaan, hendaknya perusahaan juga tidak mengabaikan apa yang menjadi tujuan pribadi karyawannya dalam bekerja serta memperhatikan keadaan psikologis mereka. Dengan begitu, jika perusahaan mendukung apa yang menjadi tujuan para karyawannya maka akan tercipta kegairahan dalam bekerja yang akan menunjang kinerja karyawan.
Pada dasarnya setiap pegawai menyadari bahwa disiplin kerja merupakan kunci keberhasilan yang harus di terapkan dan harus dilaksanakan oleh setiap pegawai. Menurut Hasibuan (2010:195) disiplin kerja adalah bila mana pegawai datang dan pulang tepat waktu, mengerjakan pekerjaan semua dengan baik, mematuhi semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Sedangkan menurut Mangkunegara (2009:66), disiplin kerja merupakan ukuran aktivitas organisasi untuk memangfaatkan semua sumbangan atau kemampuan yang ada secara optimal untuk mencapai tujuan dengan mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu disiplin kerja merupakan kepatuhan pegawai dalam melaksanaakan tugas sesuai dengan tata tertib dan ketentuan yang berlaku dalam upaya pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.
Singodimejo (Dalam Edi Sutrisno 2002:96), mengatakan disiplin adalah sikap kesediaan da kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya. Setiap manajer harus dapat memastikan bahwa pegawai tertib dalam tugas. Konteks disiplin, makna keadilan harus dirawat dengan konsisten. Apabila pegawai menghadapi tantangan tindakan disiplin, pemberian kerja harus dapat membuktikan bahwa pegawai yang terlibat dalam kelakuan yang tidak patut dihukum.
Disiplin pegawai yang baik, mencerminkan bahwa fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Kedissiplinan harus ditegaskan dalam suatu perusahaan, tanpa dukungan disiplin kerja pegawai yang baik, sulit perusahaan mewujudkan tujuannya. Disiplin kerja yang diberikan baik dari pimpinan, keluarga maupun disiplin kerja yang berasal dari diri sendiri secara otomatis akan meningkatkan semangat kerja seorang pegawai karena disiplin kerja bisa dikatakan sebagai kondisi yang berpengaruh terhadap suatu perusahaan terutama dalam kinerja pegawai dalam sebuah perusahaan. Disiplin ini merupakan salah satu faktor pendukung dalam capaian kinerja perusahaan.
Pengertian budaya organisasi menurut Lako (2004:29) “Budaya organisasi merupakan keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh organisasi sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dalam menjadi dasar aturan berprilaku dalam organisasi”. Secara garis besar budaya organisasi sangat erat kaitannya dengan pola perilaku orang-orang yang berada didalam suatu organisasi, itu dijelaskan kembali oleh Mangkunegara  (2005:113) yang menyatakan bahwa organisasi adalah seperangkat asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dikembangkan dalam organisasi yan dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-angotanya untuk mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal.
Dari definisi yang di sampaikan diatas terkandung unsur-unsur dalam budaya organisasi yaitu:
1. Sebagai asumsi dasar yaitu berfungsi sebagi pedoman sebagai anggota  maupun kelompok dalam organisasi untuk berprilaku
2. Keyakinan yang di anut ini mengandung nilai-nilai yang berbentuk moto atau slogan, asumsi dasar, tujuan umum organisasi, filosofi usaha, atau prinsip-prinsip menjalankan organisasi.
3. Pemimpin atau kelompok pencipta dan pengambangan budaya organisasi.  Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh pemimpin organisasi atau kelompok tertentu dalam organisasi tersebut.
            Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan, memberikan gambaran bahwa budaya  organisasi merupakan suatu pola terpadu dari tingkah laku individu dalam organisasi. Budaya juga merupakan sebuah identitas atau ciri khas yang membedakan organisasi satu dengan yang lainnya. Maka dari itu suatu organisasi akan memiliki suatu identitas pola perilaku sesuai dengan ciri masing-masing individu didalamnya. Jika suatu perilaku bersifat baik dan sejalan dengan tujuan organisasi maka proses pengadaptasian kerja akan lebih mudah dilakukan. Sementara  jika suatu perilaku tidak sesuai dengan visi dan misi organisasi maka proses pengadaptasiannyapun akan berjalan lebih lama dan sulit.
Selanjutnya menurut Robbins  (2006:721) terdapat beberapa karakteristik yang apabila dicampur dan dicocokan akan menjadi budaya organisasi, yaitu :
1.  Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauhmana para karyawan didorong  agar inovatif dan mengambil resiko.
2.  Perhatian terhadap detail. Sejauh mana para karyawan diharapkan dapat memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan perhatian tehadap detail.
3.  Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada tekhnik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil itu.
4.  Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-orang yang ada pada organisasi.
5.  Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan berdasar tim, bukannya berdasar individu.
6.  Keagresifan. Sejauh mana orang-orang itu agresif dan kompetitif dan bukannya santai-santai.
7. Kemantapan. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya status quo bukannya pertumbuhan.
            Dari ketujuh karakteristik tersebut bisa dibuat sebagai landasan oprasional variabel penelitian mengenai budaya organisasi. Karena semua pengertiannya sangat cocok apabila disatukan dengan kinerja pegawai sebagai landasan dimensi berikutnya. Keterikatan itu akan menghasilkan suatu gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai.
Selanjutnya mengenai beberapa pengertian tentang Kinerja Pegawai, dalam bahasa Indonesia pegawai berasal dari kata pe dan gawai. Pe adalah sebuah awalan yang menunjukan arti orang yang mengerjakan atau yang mempunyai pekerjaan seperti yang disebutkan oleh kata dasar.  Sedangkan gawai berarti Kerja yang berasal dari kata jawa.  Dengan kata lain pegawai adalah orang yang bekerja pada suatu tempat yang resmi dan memiliki data-data pribadi didalam tempat pekerjaan yang dimaksud adalah organisasi dan badan lainnya yang berhubungan dengan pegawai.
Menurut Mangkunegara (dalam Nugraha 2010:26) beberapa ahli mendefinisikan kinerja pegawai sebagai berikut :
1.      Mangkunegara menyatakan kinerja pegawai itu adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
2.      Cardosa Menyatakan kinerja pegawai adalah ungkapan seperti out put, efisiensi serta efektifitas sering dibutuhkan dengan produktifitas.
3.      Kusrianto menyatakan kinerja pegawai adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (biasanya jam).
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja pegawai adalah prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh pegawai dalam waktu atau periode tertentu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Menurut Hasibuan (2002:56) kinerja pegawai dapat dikatan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal :
1.  Seorang pegawai dikatakan memiliki kesetiaan jika ia melakukan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab terhadap amanah yang diberikan organisasi. Kesediaan adalah tekad dan kesanggupan, menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggungjawab (Syuhadhak 1994:76 dalam Nugraha 2010:27).
2. Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dicapai pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Pada umumnya prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesanggupan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun demikian prestasi kerja seorang pegawai tidak tergantung pada kemampuan dan keahlian yang bersangkutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, tetapi juga berhubungan dengan peralatan kerja (Syuhadhak 1994:74 dalam Nugraha  2010:27) artinya dengan peralatan kerja yang semakin baik dan canggih akan menghasilkan prestasi kerja yang semakin baik.  Dengan demikian tidak hanya kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan dinilai tetapi juga kemampuan menggunakan alat-alat yang memiliki guna menghasilkan hasil yang lebih baik menjadi ukuran kinerja pegawai.
3. Kedisiplinan, sejauhmana pegawai dapat mematuhi peraturan-peraturan yang ada dan melaksanakan intruksi yang diberikan kepadanya. Disiplin dapat diartikan melaksankan apa yang telah disetujui bersama antara pimpinan dengan para pegawai baik persetujuan tertulis, lisan ataupun berupa aturan-aturan dan kebiasaan-kebiasaan.
4.  Kreatifitas kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
5.  Kerjasama diukur dari kemampuan pegawai bekerja sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan tugas yang ditentukan, sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.
6. Kecakapan, dapat diukur dari tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan dengan pekerjaan yang menjadi tugasnya.
7.  Tanggungjawab adalah kesanggupan seseorang pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko pekerjaan yang dilakukan
Moelyono (2003:42)Adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja pegawai yang dapat dijelaskan secara model diagnosis budaya organisasi bahwa semakin baik kualitas faktor-faktor yang terdapat dalam budaya organisasi maka semakin baik kinerja pegawai dalam organisasi tersebut.
 1.2 Hubungan Antar Variabel
         A.  Hubungan antara Disiplin Kerja dan Kinerja Pegawai
Disiplin  kerja  pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia dalam organisasi, karena dengan kedisplinan organisasi akan berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik  pula  (Setiyawan  dan  Waridin, 2006:189).  Disiplin  kerja  mempunyai  pengaruh  positif terhadap kinerja pegawai. Pegawai yang disiplin dalam bekerja akan mendapatka prestasi yang baik, saat kerja dan saat pulang kerja serta sesuai aturan dalam bekerja, biasanya akan memiliki kinerja yang baik. Dapat disimpulkan, semakin tinggi disiplin kerja, maka semakin tinggi kinerja pegawai.
B. Hubungan antara Budaya Organisasi dan Kinerja Pegawai
Setiap organisasi memiliki budaya dan pengaruh terhadap sikap dan prilaku anggota. Sering kali budaya dalam suatu organisasi berkembang dengan kuat, sehingga dalam kondisi demikian, setiap anggota mengetahui dengan baik tujuan organisasi yang akan di capainya. Dan setiap karyawan untuk mencapai tujuan tersebut dan pada akhirnya budaya organisasi memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kehidupan organisasi dan produktivitas kerja.
Menurut Denision (dalam Tika, 2010:136) budaya organisasi atau perusahaan mempunyai pengaruh terhadap efektifitas kinerja perusahaan. Budaya organisasi ini dapat dilihat dari aspek diantarannya :
·      Keterlibatan (Invoment)
·      Konsistensi (Consistency)
·      Adaptabilitas (adaptability)
·      Misi (Misi)
Dalam meningkatkan kinerja pegawai, perlu pembentukan budaya kerja internal yang kondusif, dibarengi dengan imbalan yang berimbang. Imbalan seperti perolehan uang, materi, balas jasa dan lain-lain. Sebagainya menjadi pilihan para pegawai untuk mendorong meningkatkan kinerjanya, sebab hal ini berkaitan dengan upaya mereka untuk memenuhi kebutuhannya.
C. Hubungan antara Disiplin Kerja dan Budaya Organisasi terhadap    Kinerja Pegawai
Berdasarkan uraian-uraian di atas bahwa disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai memiliki hubungan yang dapat mempengaruhi didalam suatu perusahaan atau organisasi.
Dari hubungan antara variabel tersebut, disiplin kerja dan budaya organisasi merupakan dasar yang selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia dalam organisasi, karena dengan kedisplinan dan berbudaya organisasi akan berjalan dengan baik dan bisa mencapai tujuannya dengan baik.
Gagasan tentang organisasi dilakukan dengan sistem dan proses, sedangkan gagasan budaya di kaitkan dengan orang dan hubungannya. Disiplin kerja dan budaya organisasi perlu di kembangkan sesuai dengan perkembangan lingkungan dan kebutuhan organisasi. Untuk menjalankan roda organisasi agar meningkatkan kinerja pegawai, hingga akan menghasilkan pegawai yang disiplin dalam bekerja dan tertib. Dilihat dari uraian di atas tentunya terdapat pengaruh positif terhadap kinerja pegawai.
Berdasarkan uraian diatas maka tidak dapat dipungkiri bahwa disiplin kerja yang baik didalam suatu perusahaan dan budaya organisasi yang dicapai oleh karyawan dapat mempengaruhi tingkat kinerja.
Dari kerangka pemikiran di atas. Berikut digambarkan model paradigma penelitian dan permasalahan yang akan diteliti, yaitu:

Nah ini adalah contoh kerangka pemikiran dalam sebuah UP, harus jelas, singkat dan padat yaa :)
"GOOD LUCK"
                                                                         
 


No comments:

Post a Comment